Selasa, 28 Juni 2011

dammar 17 agustus 2001

hidup ini tidak pernah mudah, dammar harus melalui banyak kisah sebelum dia sampai pada tahap ini. ibunya masih hidup, begitu juga ayahnya, dan juga adik adiknya. mereka begitu hidup dan ada disini. namun mereka tidak pernah berani mencampuri hidup dammar, karena dammar sendiri membatasinya.

dammar begitu menghayati fikirannya hingga tidak sadar ada seorang pemuda dihadapannya yang menatapi nya dari tadi
"lagi lagi aku menemukan mu sedang hilang kontrol kesadaran mu mar"
dammar terkejut, bagaimana orang ini bisa ada disini?
"wow, kamu tiba tiba ada disini, ada yang bisa aku bantu warman?"
dammar hanya mencari sisa sisa kata kata basa basi yang ada dikepalanya dan langsung mencetuskannya
"tidak ada mar, hanya ingin mengunjungi teman lama, apa kabarmu?"
dan warman pun menjawab seadanya.
"aku baik saja, seperti biasa, mau coba icecream baru ku, rasa oreo banana cheese, kamu pasti suka" tawarnya tulus
"terima kasih, " jawab warman menyetujui
"mana adik kembarmu? bakalan tambah seru kalau ada mereka" tanyanya penasaran
"aku juga berfikir begitu, tapi mereka begitu sibuk dengan kegiatan sekolah mereka" jawabnya dengan wajah sedikit kecewa.
sambil menyodorkan minuman racikannya, dammar pun menatap warman, dalam, dan penuh makna. seperti makna kebencian.
"kamu tau man, kamu berbeda dari masa smu dulu, kamu begitu terlihat bijaksana.. bagaimana mimpi mu? masih tetap sama?"
warman menjawab dengan terbata bata, terlihat tidak fokus, seperti ada rasa takut di dalam kepalanya. takut untuk melawan.
"aku tidak tau, tapi menurutku kamu tetap sama, tidak berubah sedikipun..dan kamu tau mar, itu bukan lagi mimpi, aku mewujudkannya"
tiba tiba dammar berusaha mengalihkan pembicaraan
"bagaimana kabar ibu?"tanyanya
"ibu baik, katanya dia merindukanmu. " jawab warman santai
"sudah lama aku tak datang kerumahmu, aku akan main nanti sore..mungkin bersama meina" lanjut dammar penuh basa basi
"wah meina, apa kabarnya?" tanya warman
"dia baik, sama seperti dulu" jawab dammar sekedarnya
"ok, aku tunggu ya nanti sore, btw, thanks minumannya, enak sekali. bye" terdengar ulus
"kamu hati hati, take care." balas dammar.

dan warman pun pergi meninggalkan cafe milik temannya itu. walaupun di dalam kepalanya dia masih bingung. apa yang sebenarnya terjadi selama ini, apa yang dia inginkan dari dammar.

sedangkan dammar tersenyum sinis, seperti biasa, dia tidak pernah punya fikiran optimis. selalu pesimis. dan selalu sinis. mengambil telepon genggamnya dan menghubungi meina. sobat karibnya.
"mei, ntar sore lu sibuk ga? temenin yuk ke warman"
"wot? ke warman? ngapain?"
"mainn, kaya dulu"
"mar, aku gasalah denger? mending ga usah deh, aku gamau hal hal kaya dulu terulang lagi.."
"tenang aja deh, yang penting lu temenin gw ya.. "
"sip. sampai nanti sayang "
klik

saat nya menyusun rencana..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar