Rabu, 29 Juni 2011

ibeng 18 agustus 2001

kala pertama kali nya aku tidak ingin menyakiti seseorang yang aku temui. kala pertama kalinya aku merasa waras tidak sakit jiwa. disini lah aku tanpa mu..

dear ibeng,
aku adalah masa depanmu, aku akan membantu apa pun yang kau butuhkan untuk mendapatkan apa yang kau inginkan.


"permainan apa lagi ini. siapa yang mempermainkanku"
"aku bosan menjadi mainan"
"aku adalah.. masa depanmu.. aku akan membantu apa pun yang kau butuhkan.. untuk mendapatkan apa yang kau inginkan.. "
"siapa ghaf?"


Selasa, 28 Juni 2011

dammar 17 agustus 2001

hidup ini tidak pernah mudah, dammar harus melalui banyak kisah sebelum dia sampai pada tahap ini. ibunya masih hidup, begitu juga ayahnya, dan juga adik adiknya. mereka begitu hidup dan ada disini. namun mereka tidak pernah berani mencampuri hidup dammar, karena dammar sendiri membatasinya.

dammar begitu menghayati fikirannya hingga tidak sadar ada seorang pemuda dihadapannya yang menatapi nya dari tadi
"lagi lagi aku menemukan mu sedang hilang kontrol kesadaran mu mar"
dammar terkejut, bagaimana orang ini bisa ada disini?
"wow, kamu tiba tiba ada disini, ada yang bisa aku bantu warman?"
dammar hanya mencari sisa sisa kata kata basa basi yang ada dikepalanya dan langsung mencetuskannya
"tidak ada mar, hanya ingin mengunjungi teman lama, apa kabarmu?"
dan warman pun menjawab seadanya.
"aku baik saja, seperti biasa, mau coba icecream baru ku, rasa oreo banana cheese, kamu pasti suka" tawarnya tulus
"terima kasih, " jawab warman menyetujui
"mana adik kembarmu? bakalan tambah seru kalau ada mereka" tanyanya penasaran
"aku juga berfikir begitu, tapi mereka begitu sibuk dengan kegiatan sekolah mereka" jawabnya dengan wajah sedikit kecewa.
sambil menyodorkan minuman racikannya, dammar pun menatap warman, dalam, dan penuh makna. seperti makna kebencian.
"kamu tau man, kamu berbeda dari masa smu dulu, kamu begitu terlihat bijaksana.. bagaimana mimpi mu? masih tetap sama?"
warman menjawab dengan terbata bata, terlihat tidak fokus, seperti ada rasa takut di dalam kepalanya. takut untuk melawan.
"aku tidak tau, tapi menurutku kamu tetap sama, tidak berubah sedikipun..dan kamu tau mar, itu bukan lagi mimpi, aku mewujudkannya"
tiba tiba dammar berusaha mengalihkan pembicaraan
"bagaimana kabar ibu?"tanyanya
"ibu baik, katanya dia merindukanmu. " jawab warman santai
"sudah lama aku tak datang kerumahmu, aku akan main nanti sore..mungkin bersama meina" lanjut dammar penuh basa basi
"wah meina, apa kabarnya?" tanya warman
"dia baik, sama seperti dulu" jawab dammar sekedarnya
"ok, aku tunggu ya nanti sore, btw, thanks minumannya, enak sekali. bye" terdengar ulus
"kamu hati hati, take care." balas dammar.

dan warman pun pergi meninggalkan cafe milik temannya itu. walaupun di dalam kepalanya dia masih bingung. apa yang sebenarnya terjadi selama ini, apa yang dia inginkan dari dammar.

sedangkan dammar tersenyum sinis, seperti biasa, dia tidak pernah punya fikiran optimis. selalu pesimis. dan selalu sinis. mengambil telepon genggamnya dan menghubungi meina. sobat karibnya.
"mei, ntar sore lu sibuk ga? temenin yuk ke warman"
"wot? ke warman? ngapain?"
"mainn, kaya dulu"
"mar, aku gasalah denger? mending ga usah deh, aku gamau hal hal kaya dulu terulang lagi.."
"tenang aja deh, yang penting lu temenin gw ya.. "
"sip. sampai nanti sayang "
klik

saat nya menyusun rencana..

ibeng 17 agustus 2001

siang itu begitu panas, membuat semua orang yang berada di tempat itu terkesiap sangking panasnya. semua orang menginginkan minuman lebih. lebih banyak, dan lebih dingin. entah memang karena matahari yang begitu panas, atau memang global warming semakin meraja lela. siang itu begitu membara, dan berkeringat.
tak terkecuali ibeng, dengan kaus sebahunya yang tipis dan basah kuyup dia tetap mengetik kata kata di keyboardnya.

dear ghaf,
bagaimana kamu bisa tau ini aku, aku bahkan tidak pernah mengenalmu. kau mungkin hanya puing puing masa lalu atau pun masa depanku. aku hanya ingin tau bagaimana kau mengenalku.

tertanda,
ibeng

begitu bunyi pesan yang dikirim ibeng ke ghaf, setelah sebelumnya ibeng menerima pesan misterius dari orang yang bernama ghaf ini. dia datang begitu saya tanpa di tebak, mengiriminya pesan email, seakan akan sudah kenal ibeng sejak lama..

ibeng menanti balasannya sambil menyeruput es kelapa yang dimintanya kepada sahabatnya melinda.
aku hanya berdiri disini, membisu. menutup mata dan telinga ku. tak peduli sapa yang peduli. siapa yang melihat. setauku suara itu akan tetap bergema. semampuku ku ungkap semua di depan wajahmu, dengan buihmu. dulu aku begitu memujamu, dengan semua yang kau punya, dengan semua yang kita lalui. sekarang semua hanya menjadi busa. hilang ditiup angin. kau hanya serpihan kecilnya. dan nyatanya memang hidupku jauh lebih luas dari hanya kamu..

kesedihan itu pasti terlewati, dan hanya akan menjadi kenangan, ketika aku ingin mengenangnya.
kebahagiaan juga begitu, tapi aku selalu ingin mengenangnya.


Kamis, 09 Juni 2011