Jumat, 22 April 2011

kala pertama kalinya

Dan ketika dia lahir, jelas dirimu tak berada disini.
Dan ketika itu ku beri nama ia, “DAMAR” yang berarti seorang lelaki yang kokoh.
Namun ia adalah seorang wanita, yang kokoh pula pastinya.
Dan aku menunggu mu.


kata dammar

hari ini sama. Seperti hari kemarin, tetap sama. Diam dan senyap. Itu lah yang dirasakan oleh wanita yang baru saja dicampakkan. Dan akan slalu merasa dicampakkan. Sedikit bingung, mengapa para lelaki itu hanya datang dan pergi tanpa seizinku. dan aku, tetap diam. Seperti kemarin. Mengapa dirinya harus meninggalkan ku? Bukankah dirinya yang mengatakan dia sangat mencintaiku//

dan pagi ini sangat cerah, burung burung berkicau dengan bahagianya menyambut hari, dan aku.. mencoba hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Mencoba untuk tersenyum.

Kemarin aku mencoba hidup praktis. Membeli semua yang serba instant. Seperti mi instant, kopi, air mineral, dan sebagainya dan aku juga membeli sebuah piring berwarna hitam. Dan juga cangkir berwarna sama. Semua hal yang dapat membuat ku lupa akan kehidupanku bersama mereka. LELAKI.

DAN AKU ADALAH SEORANG WANITA. Ahh yaa,, itu dia.. aku adalah seorang wanita. Bernama Dammar.

Aku tersadar dari lamunanku. Sudah dari tadi suara nyaring alarm kebakaran berteriak, namun entah kenapa baru tersadar sekarang. Yah., itu lah salah satu hobby ku selain memasak, yaitu, mengkhayal.

Di tempat tinggal ku ini, semua orang sudah terbiasa dengan suara alarm kebakaran yang membangunkan setiap pagi. Dan entah siapa yang dengan sengaja iseng membunyikannya. Namun itu terbukti cukup efektif.

Akhir akhir ini aku cukup sering terlambat datang ke SUNSET-tempat ku bekerja sebagai juru masak. SUNSET adalah sebuah café yang kebanyakan menyediakan hidangan dengan menggunakan lemon, orange dan strawberry. Entah mengapa, dimataku 3 buah itu adalah akar dari sesuatu yang istimewa. Dan aku mewujudkan semuanya menjadi sesuatu yang benar benar istimewa.

Akhirnya setelah sekitar 2 km berjalan, aku sampai di teras sunset. Jono dan joko sudah menunggu di depan pintu.

Dua asisten kembarku.

kata warman

keributan yang ditimbulkan rere dan roro, sepasang adik kembar saya membuyarkan konsentrasi saya. Bayangin aja, si rere Cuma cerita tentang temen chatting nya yang namanya galang yang sumpah, ngga penting banget. Ngapain juga kenalan melalui dunia maya yang ngga pernah ketemu dan ngga tau asal usulnya. Bisa aja kan itu penjahat. Wew.

“warman, udah jam 8, kamu apa tidak pergi kerja ??”

Lengkingan suara ibuku terdengar dari luar dan itu cukup membuatku LEBIH tersadar lagi.

Hidup buatku, bukan sekedar cinta, tapi pengorbanan dan perjuangan.

“ya bu, ini saya sudah selesai.”

“kamu itu ya, mbok kalau sudah pagi langsung keluar, jangan pakai diem, terus termenung, oalah ndukk.. mikirin apa sih kamu?”

“saya hanya mikirin ibu kok. Hahaha”
Sambil memijiti pundaknya saya pun mulai mengajaknya bercanda. Dan saya dapat merasakan senyuman hangat yang perlahan tersungging dari bibirnya.

Dia adalah orang yang sangat ingin saya bahagiakan di dunia ini. Dia adalah semangat saya, ibuku.

“kak besok kita jadi kan ke kolam renang??”
“ouhh jadi dumm. Kan kakak dah ambil cuti besok sayang..”

“bu, saya pergi dulu ya.. Assalamualaikum”


Saya pun harus pergi berjuang mencari biaya hidup buat mereka orang yang kusayangi. Namaku mulawarman, aq mencintai bunga. Karena itu aku membuka sebuah usaha kecil kecilan di jl. Mulawarman. Dan toko itu bernama “mulawarman in soul”. Kurasa cukup terkenal, dan pelanggan ku biasa menyebutnya mins. Cukup gaya menurutku. *tertawa dalam hati.

tau tidak kalau sebenarnya bunga itu akan mekar lebih indah jika orang yang menanam dan merawatnya juga mekar. Aku sendiri juga tak mengerti apa yang dimaksud mekar.

Ya yahh.. terlalu rumit.

Dan aku..

Melihatnya..

Wanita itu lagi. Berjalan dengan lunglai. Kurasa dia tak lagi punya harapan hidup. Ingin rasanya dalam hati ku soraki ia agar menjadi lebih semangat.

“HEI WANITA DI SEBERANG!! HIRUP LAH UDARA MU HAHAHAHA”

Kurasa ia tak menyadari teriakan ku ini untuknya. Ahh. Sudah lah, jangan sampai orang mengira aku ini gila.

Tunggu dulu, sepertinya aku mengenalnya.

kata joko dan jono

Kadang terlahir menjadi seorang yang kembar bukanlah hidup yang mudah. Namun seperti kata orang tua yang bijak (kami pun lupa siapa dia)

“NIKMATI LAH HIDUP,MAKA HIDUP AKAN MENJADI LEBIH MUDAH DAN MENYENANGKAN”.

Kami terlahir kembar. Aku joko, dan aku jono. Dua lelaki kembar yang bekerja di sebuah kafe punya bu dammar. Bu dammar, wanita yang cantik anggun. Namun akhir akhir ini wajahnya penuh dengan lipatan. Ahh, lipatan yang memperkeruh wajahnya.

Sebenarnya kami lebih merasa senang jika ia tersenyum seperti dulu, namun yah. Dirinya bukan dirinya lagi. Ini karena lelaki itu. Gugun. Dari namanya saja kami sudah tak begitu suka. Nama yang sama sekali tak berkelas.

Dan lalu…

BAM!.

Dia terluka.
Bayangkan saja, seorang wanita yang sangat kami sayangi, bahkan senyumnya saja sudah membuat kami bersemangat untuk berkreasi. Namun karena lelaki tak berkelas yang bernama gugun yang sangat kejam dan menyebalkan sampai membuat kami ingin muntah hanya dengan mengingat namanya saja, telah membuatnya bersedih hati bagaikan tak mempunyai semangat hidup.

Sebenarnya kami bingung, dari mana kami berasal?
Ibu kami dimana?
ayah kami dimana?
Entahlah

Dan lalu muncul orange, strawberry, dan yaaa.. lemon.

Sesungguhnya yang muncul adalah bu dammar.

Dia membuat kami merasa lebih berarti.

Mungkin karena hal itu manusia dilahirkan.

Untuk membuat rekannya menjadi lebih menghargai hidup.

Dan dirinya melakukannya.


kata warman

Hari ini giliran saya mengambil raport rere dan roro di sekolah mereka setelah semester lalu ibu yang melakukannya. Kakak mana yang tak bangga mempunyai saudara kembar seperti mereka. Rere dan roro. Dan yah, mereka sepasang. Mereka unique. Dan mereka PINTAR.

Hal itu yang membuat saya. Ahh,, bisa dibilang kelewat bangga dengan mereka

“kak warman, kenapa diem gtu sii??”
“iya kak, kita ada buat salah ya ke kakak??”
“uhh?? Ngga ada.”

Untuk yang kesekian kali saya terhanyut lagi dalam lamunanku. Aduh warman, apa sih yang kamu lakukan? Selalu begini, terhanyut dalam lamunan yang tak berguna.

Dan lalu lagi lagi aku melihat dirinya, wanita itu. Ia berjalan di kafe seberang sekolah rere dan roro. Ia sedang termenung. Aha.. apakah dirinya mempunyai hobby yang sama denganku? Jika iya, wah, senangnya saya, berarti saya bukan orang yang aneh.

Rapat pun dimulai. Dan dengan segera saya menghentikan penjelajahan dalam lamunan saya tepat ketika guru memasuki ruang pertemuan.

“orang tua dari rere subagyo!”

Ahh nama rere dipanggil pertama dan dengan sangat pasti saya harus maju ke depan.

“dengan bapak mulawarman?”

“benar sekali bu, bagaimana nilai rere?”

“seperti biasa,baik sekali”

Dengan hati penuh rasa bangga dan penasaran, saya pun kembali ke tempat duduk saya semula dan memandang rere penuh bangga. *tak lupa tersenyum.

“ dilanjutkan dengan roro subagyo di peringkat kedua.”

Dan saya maju lagi. Dan saya pun tersenyum kembali. Kakak mana yang tak merasa haru jika kedua saudara kembar ajaibnya mendapatkan prestasi yang sangat luar biasa. Rasanya saya ng bakal ngerasa capek dengan prestasi mereka yang sangat membanggakan begitu.

Seandainya ayah melihatnya re,, ro,,

kata dammar

Hari ini di sunset ada perayaan meriah pasangan kaya, mereka bahkan menraktir semua tamu yang hadir pada hari ini. Beruntungnya pasangan yang saling mencintai itu.

Kadang saya malah berfikir, apa ada lelaki di dunia ini yang mau mencintai saya dengan sepenuh hatinya, menerima ku apa ada nya. Rasanya sangat sulit sekali menemukan lelaki seperti itu.

Jangan lagi

Jangan lagi

Aku ngga boleh merasa terpuruk lagi,

Dammar.. dunia ini luas. Banyak yang menyayangi kamu

Kenapa aku harus slalu merasa sendiri? Kenapa? Apa salah ku? Kenapa dirinya pergi meninggalkanku tiba tiba?

Padahal saat itu aku begitu mencintainya,
Begitu pula saat ini.
Aku tetap begitu mencintainya.

//you are my angel you my darling bby..

Mobile phone ku berdering. Ternyata meina mengirim sebuah text msge untukku

Dammar. Lagi ngapain lw?

Segera ku balas sms itu ke meina.

Lagi diem, lw?

Sms standard yang sering ku kirim ke meina. Kira kira ada apa meina ngsms aku.

Lw dirumah kan? Kita ke pantai yaa.
Liat sunset.


SUNSET??

Sudah lama aku melupakan ritual ku itu. Bermain di pantai sambil melihat sunset. Sunset yang begitu indahnya, membuatku lupa akan kesendirian ini.

ARGHH..

Apa iya aku bisa lupa??

Sedang dirinya slalu terbayang di wajahku.

OK. Lw kerumah gw ya, jemput :D

Send..

Gw udah dijalan bu..


Dan sore ini aku akan melihat kembali kenangan demi kenangan itu. Di tepi pantai bersama sunset dan meina.

KATA joko jono

hari ini libur dari sunset. Kami mencoba mengisi hari dengan pekerjaan amal yang sangat menyenangkan. MEMBERSIHKAN PANTAI.


Kami, sangat menyukai pekerjaan ini. Disamping bisa melihat wanita cantik nan seksi. Kami juga bisa mendapatkan ketenangan pribadi dan tentu saja menambah inspirasi untuk membantu bu dammar membuat hidangan hidangan spesialnya. bu damar yang baik itu slalu memberi kesempatan pada pegawainya untuk bebas mengkreasikan sesuatu dan tentu saja dia slalu memberikan pengarahan kepada kami. Dua manusia yang sangat mirip.


WELL. PANTAI, WE’ RE COMING;

kata dammar

Tadi saya pergi ke pantai bersama sepasang adik kembar saya. Tentu saja sebagai hadiah atas segala prestasi mereka. saya bukannya orang kaya yang dapat menghambur hamburkan uang sesuka saya. Dan mereka tau akan hal itu. Dan untungnya mereka sangat menikmati hadiah saya ini.

MEINA. Tadi saya bertemu dengannya. Di pantai, dia bersama wanita yang sering saya lihat. Wanita lusuh yang tak mempunyai gairah hidup itu. Meina sepupu saya, anak dari adik alm ayah saya yang sangat berkecukupan. Dan tentu saja dirinya lah yang memberikan saya modal untuk membuka MINS.

Ketika akhirnya senja pun datang.

Sunset tlah berlalu.

Dan aku pun beranjak pulang.

“warman, warman.”

“ya bu?”


“ada yang mencarimu di bawah, katanya dia teman Meina.”

“Meina? Dia bersama Meina? Kenapa tidak disuruh masuk saja dulu bu? Saya sedang menyelesaikan laporan keuangan Mins.”

“warman, dia sendiri. Turunlah sebentar saja ke bawah. Mungkin ada hal penting yang ingin disampaikannya.”

“baiklah bu.”

Dan ketika aku turun kebawah, aku mendapati dirinya tentu saja dengan raut yang sangat memprihatinkan itu. sedang menekuk wajahnya ke bawah.


“jadi lw ke rumah si warman? Sepupu gw itu?”

“iya, napa lw? Gak boleh gw kesana?”

“ngpain lw kesana mar??”

“ya gw.. gw nanya in no hape dy..”

“ya kan lw bisa nanya ke gw, toh dy sepupu deket gw kan??”

“yaa.. gw sekalian mau ketemu dy buat mastikan bener ga ya dy itu si mulawarman temen smp gw dluu...”

“heehh?? Emang dah sedeng kali ya otak lw. Emang nya skrang lw udah tau apa dy beneran temen smp lw itu?”

“ya jelas gw udah tau dong sayang...”

“laa?? Jadi kenapa lw ga bilang dari tadi?? Jadi dy beneran temen lw itu??”

“ya bukan, ternyata gw temenan ma si warman itu bukan sejak smp. Tapi sejak sma. Emang sih dulu
waktu smp gw satu smp ma dy. Tapi gak deket.”

“huahahahahahahahahahahhahahha”

“eehh.. nape lw ketawa kaya kesetanan gtu naa??”

“yah gw lucu aja liat memory otak lw. Bego lw dasar.. sama kayak muka lw.. BEGOOO TENAN!!”

“SIAL LW”

“BIAR.. BWEEEKKK..”

Itulah dammar. Dammar sahabat gw. Dammar yang selalu membuat orang disekelilingnya tersenyum bahkan tertawa tawa seperti layaknya orang yang tak waras. Ahh dammar, mana ku tahu kehadiran seorang gugun dulu merubahmu.

Dammar, sahabatku. Pertemuan kami cukup aneh. Tapi kuakui dia sahabat yang baik.
Saat itu seperti biasa gw lagi bosen dengan pekerjaan gw di kantor. Jadi gw pengen ngopi. Nah pas gw nyari warung kopi, gw malah nemu kafe yang warna cat nya itu meriah banget. Gw aja nyampe ngira kalo itu bukan kafe, tapi sejenis toko buah kali ya. Dan karena gw penasaran. Ya gw masuk aja ke kafe itu. dan ternyata itu adalah sebuah kafe. SUNSET namanya. Dan gw hobby banget ngeliat sunset, jadi gw cobain aja minuman disitu.

Pada awalnya gw ga dapet tempat duduk.karena tu kafe udah penuh. Tapi orang orang yang datang ke kafe itu tetap dibuat tenang dengan suasananya yang memang damai banget.

Dan disana lah gw ketemu sama dammar. Dia lebih senang di panggil juru masak dari pada koki. Memberi rasa di setiap hari gw. Itulah mungkin guna sahabat.

Terus bersama hingga si gugun dateng dan pergi setelah memporak poranda kan dammar.

Dan tadi malem pas gw flatnya, untuk pertama kali setelah ditinggal gugun dia tampak BERSEMANGAT.

Aku harap ini adalah titik bangkitnya sahabatku DAMMAR.

Aku bertemu dengannya, orang yang tak kusadari slalu ada untukku ketika aku masih sma dulu. Kami dulu memang dekat. Bahkan dulu kami slalu berbincang bincang melalui telfon hingga pagi. Walaupun sekarang mungkin dia lupa. Karena setelah dia masuk universitas, aku menjadi sangat jarang berkomunikasi dengannya. Sampai aku mendengar jika dirinya sudah sibuk menjadi asdos alias asisten dosen.

Dulu aku mengira dia akan bekerja di perusahaan perkebunan besar ataupun mungkin di laboratorium pertanian. Tak kusangka ia malah mewujudkan cita cita besarnya menjadi seorang tukang bunga sukses yang merawat bunga.

Dirinya yang sekarang..

Dia begitu bersemangat tampaknya. Dia penuh dengan keanggunan yang tak dimiliki setiap pria, penuh wibawa. Seperti seorang bapak bapak saja layaknya. Tapi dia belum menikah.

adik kembarnya. Dulu mereka belum sekolah dan sekarang, lihat mereka. Telah tumbuh menjadi jiwa jiwa yang anggun seperti kakak mereka.

Aku begitu menikmati pertemuan itu. hingga rasanya aku tak memikirkan berbagai rasa yang kemarin aku rasakan.

Mungkin masa lalu masih terlalu angkuh untuk membuat kami bersama. Juga sekarang. Terlalu dini, keangkuhan itu masih ada dan tersimpan di masa lalu ku.


Apakah ada manusia kembar diluar sana yang merasakan sesuatu seperti kami ini, begitu dekat. Saling melengkapi dan menyayangi. Mungkin itu sebabnya mengapa kami di lahirkan bersama. Karena kami saling membutuhkan dalam kesendirian kami. Mungkin memang kami ditadirkan untuk dilahirkan tanpa mengenal siapa mereka yang telah mewariskan darah mereka kepada kami.

Siapa pun mereka, kami tetap tak pernah peduli. Karena tetap saja. Kami, atau pun aku dan aku, tak pernah sendiri.

Slalu ada aku yang lain untuk melengkapi aku yang ini.

TERNYATA...
Dia, namanya Dammar. Orang yang dulu pernah membuka fikiran ku untuk melihat betapa besar nya cakrawala ini. Yang membuatku ingin membuktikan ke semua orang jika dunia ini besar, dan membahagiakan.

Kemana dia selama ini?

Aku begitu dan begitu saja melupakannya dalam hidupku. Padahal dia adalah sosok yang menyenangkan. Yah, dialah wanita yang menggugurkan semua kesombongan ini. Aku begitu sombong dengan segala kepintaran dan ketampanan ini.

Bagaimana tidak, semua wanita di sma saya dulu memuja muja saya. Bahkan ada yang hampir setiap hari menghubungi ke ponsel saya hanya untuk mengingatkan saya untuk makan. Ahh.. betapa gila kehidupan saya ketika sma.

Kudengar rencana nya ia melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Dan aku fikir, mungkin kami akan bertemu lagi nanti. Dan aku melupakannya. Karena saat itu begitu banyak wanita memukau di hidupku. Dan itu menyilaukanku.

“kamu, kamu.. mulawarman, benar tidak?”

“ia saya mulawarman, kita sudah berkenalan di pantai tadi kan??”

“yah.. saya ingin memicarakan sesuatu yang penting dengan anda”

“ok, saudari ..”

“DAMMAR, nama saya dammar.”

“saudari Dammar, silahkan duduk”

“terima kasih”

“umm.. sebenarnya saya agak sungkan menanyakan hal ini sama kamu, dulu saya mempunyai teman smp yang bernama mulawarman,. Apakah benar itu kamu? Karena saya lihat, kamu mirip banget sama temen saya itu dan saya agak sungkan untuk nanya hal ini ke kamu sebenernya...”

“wahh.. dammar?? Yah,, saya dulu pernah dekat dengan seorang teman saya bernama dammar ketika saya sma.”

DAN SAYA MULAI INGAT..

“DAMMAR??? JADI KAMU DAMMAR????!!”

“hehehehheehehheheehh..”

“gimana kabar kamu dammar? Gimana pendidikan kamu? Jadi sekarang kamu bekerja dimana??”

“warman.. warman.. semuanya baik baik saja.”

“masih sering bermasalah dengan makhluk yang namanya lelaki?”

“huhuahahaha”

“jadi..??”

“gak mau peluk aku sebentar aja??”

“gak muhrim tau..!”

“yah, seperti biasa, kemarin aku baru ditinggal sama lelaki cukup berarti mengisi hariku.”

“waw.. kamu gak pernah berubah.”

“bukan salahku tau.!! Mereka yang ninggalin aku dengan alasan yang ngga logika.”

“karena apa? Karena kamu baik banget?”

“ho’oh..”

“dasar.. tampang bego kamu, cara kamu ketawa, gak pernah berubah yaa..”

“tapi awalnya kamu ngga langsung ngenalin aku.”

“penampilan merubahmu menjadi wanita yang anggun, Dammar.”

“ohya? Dari dulu emang aku slalu membuat ku terkagum dan lupa diri warman.,” dia mengerlingkan matanya, seperti dulu.

“kamu. Tetap sama, dammar yang slalu tertawa.”

“dan buat kamu jadi lupa bernafas karena terlalu banyak omong? Kalau saja fans kamu dulu tau kalau kamu ini cerewet.. hahahahahahahhah”

“jangan melecehkan ku mmarr..”

“tapi.. aku merindukanmu.”

“yaa.. kamu sahabat yang kembali kutemukan mmar.”

“mana ayahmu, aku ingin bersalaman dengan bapak professor lagi.”karena dia hanya mengenal ayah dan adikku, dia tak terlalu mengenal ibuku, karena ibuku tertutup.

“dia sudah meninggal mmar. 3 tahun lalu.”

“maaf man, aku ngga maksud.”

“jadi jadi, gimana kerjaan kamu, sekarang kamu kerja dimana? Gimana ceritanya kamu kenal dengan sepupuku meina??”

“yah, meina itu salah satu pelanggan favorit di kafe ku.”

“jadi jadi jadi kamu sekarang punya kafe???”

“yah, kamu harus datang ke kafe ku. Aku undang kamu mencicipi hidangan spesial di kafe ku setiap hari. Sama seperti meina. Uhh.. dia rakus banget. Ehehehe”

Dan perbincangan itu berlanjut. Dan kembali seperti dulu. Aku seperti lupa bernafas. Wanita ini, sungguh mengagumkan.

“dammar dammar...”

“Uhh.. ya?? Kenapa?”

“Makasii yah, kamu udah datang lagi. Kamu sahabat terbaikku.”

“Iyaa.. sama sama. Aku balik dulu yah, aku mau ke tempat meina. nganter tas dia ketinggalan di flat ku”


“Oh, ok, mau aku anter? Gak usah deh, kamu kan bisa sendiri. Hehehehehe”

“Sialan kamu!!”


Kami bertemu dengan seorang ibu yang sepertinya sangat kesepian. Kami bisa melihat sinar itu di wajahnya. Jauh lebih muram dan lusuh dari pada wajah bu dammar kemarin. Ketika bertemu dengan ibu itu, rasanya kami ingin pada saat itu juga membuatnya tertawa. Minimal tersenyum. Mungkin itu akan menyenangkan hatinya.

Ingin kami mengenalnya.

Dengan kesendirian nya.

Mungkin kami dapat menghiburnya.

Mengisi hari nya sebagai anaknya.

Betapa kami rindukan seorang ibu.

Kami tak rindu,, tapi kepingin.

Sampai sekarang, aku tetap bingung. Apa yang dicari oleh dammar. Mengapa ia tetap saja sama. Slalu menemukan lelaki dan lalu menangis karenanya. Betapa aku tak bingung dengan hidupnya yang aneh itu. dia bagaikan mencicipi setiap lelaki dan lalu di usir oleh lelaki itu.